Pada malam minggu yang cerah, aku diajak teman untuk pergi ke pasar malam tempatnya ditetangga desa. Sesampainya disana sempat sesekali keliling lokasi hingga akhirnya berhenti di pertunjukan manusia kuat. Begitu banyak orang yang menyaksikanya. Manusia kuat ini, mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang, hantaman tangannya manpu menghancurkan batu bata yang disusun tinggi dan hancur berkeping-keping, dan dia juga mengalahkan peserta yang ikut lomba panco pada malam itu.
Dan di ujung acaranya dia memeras sebuah jeruk dengan genggaman tangannya hingga tetes terakhir. Kemudian dia menantang para penonton yang hadir. "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!" Sebagian orang tidak percaya adanya tetesan terakhir dari buah jeruk itu. Dan sebagian yang lain percaya bahwa peserta pancolah yang bisa meneteskanya.
kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas pangguang tangannya kekar. Ia memeras dan meremas... dam menekan sisi jeruk.. tapi tak setetespun air yang keluar. Seolah-olah isi jeruk itu sudah terkuras habis, Ia gagal. beberapa pria lain pun mencoba, tapi tak ada satupun yang berhasil. Pria terkuat itupun tersenyum dan berkata"Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba??"
Seorang wanita kurus, setengah baya, dengan pakaian ala tradisionalnya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba." Tentu saja boleh Bu, mari naik ke atas panggung". dengan bahasa tubuh pria itu marasa geli. Manusia kuat itu membimbing wanita itu ke atas panggung. Berapa orang mengolok-olok wanita tersebut "Pria kuat aja gagal meneteskannya apalagi ibu kurus tua itu." kata penonton disamping aku. Hanya aku balas dengan senyum.
Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya.Semakin banyak penonton yang menertawakanya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Dia memegang dari sebelah pinggirnya, dengan perlahan dia mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus dia ulangi dengan sisa jeruk yang ada. Dia terus menekan dan memijat jeruk itu, hingga akhirnya keluar air dan "ting" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung. Penonton terdiam, musik melo yang berbunyi bertambah lirih. Dan cemoohan penonton segera menjadi tepuk tangan riuh..
Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya "Bu , aku sudah melakukannya pertunjukan semacam ini ratusan kali. Dan, ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya ibu satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu, boleh aku tau bagaimana anda bisa melakukannya?""
" Begini," jawab wanita tersebut, aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Pada intinya aku harus bisa mencari uang meski hanya serupiah-dua rupiah, jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang ada bukan sulit lagi bagi aku. Karena untuk menutup kebutuhan hidup lebih berat daripada memeteskan tetesan terakhir. aku yakin dan percaya bahwa tetesan berkahNya tidak pernah kering. Dan semua itu pasti ada jalan keluarnya, ketika aku mencari, pasti aku menerimanya, karena ada yang selalu menyayangiku.
Kemudian penonton bertepuk tangan, dan sidikit demi sedikit penonton meninggalkan acara.
KESIMPULAN
Selalu ada tetes di setiap tetes terakhir, janganlah menganggap remeh seseorang karena setiap orang pasti mempunyai kelebihan masing-masing. semua permasalahan hidup pasti ada pemecahan masalahnya, atau jalan keluarnya tinggal bagaimana kita menecahkanya. Mohon tinggalkan komentar, kritik dan saran anda tentang inti bacaan tersebut.